Mamuju, nuansa.info – Beberapa OPD dan Stake Holder di Kabupaten Mamuju enggan untuk menghadiri kegiatan Dialog Kebudayaan yang diselenggarakan GMNI Mamuju di Cafe Ruang Rindu (27,7 2024)
Adam Jauri menyampaikan Kami sesalkan pihak yang sebenarnya punya tanggung jawab dalam hal pengembangan serta pelestarian kebudayaan memilih abai dan lari dari tugas dan fungsinya.
“Kami telah mengundang Bupati, Wakil Bupati, Pihak Legislatif DPRD Kabupaten Mamuju, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Mamuju serta beberapa pihak lainnya namun mereka tak kunjung hadir, lebih memilih lari dan lepas tangan! Dan buat kami ini sikap pengecut.”
Lanjut Adam “Kegiatan dialog kebudayaan diselenggarakan secara suka-rela oleh DPC GMNI Mamuju, karena melihat diskursus mengenai Sejarah dan Kebudayaan Mamuju terbilang sudah langkah untuk ditemukan. ”
Tema kegiatan yang diangkat ialah “Menjejaki Kurri-kurri, dan Pentingnya Materi Muatan Lokal” dihadiri oleh Maradika atau Raja Mamuju, Bau Akram Djalaluddin Ammana Inda, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi DM, Dewan Kebudayaan Mandar Sulbar, Muhaimin Faisal, Stasiun TVRI Sulawesi Barat, Arman Husein dari Mamuju Etnic, beserta undang lainnya.
Tujuan dari diadakannya FGD Kebudayaan ini adalah memantik gairah kesadaran bersama dalam upaya pengembangan serta pelestarian warisan budaya, karena ada yang mulai pudar di kalangan pemuda dan mahasiswa yaitu soal diskusi sejarah lokal. Ini harus dihidupkan kembali karena sangat efektif dalam membentuk kesadaran bagi generasi pelanjut dan masyarakat secara umum.
Saat ini literasi sejarah dan kebudayaan masih sangat minim sehingga berdampak pada memudarnya spirit generasi muda untuk belajar sejarah. dengan mempelajari sejarah, generasi muda dapat memahami trend dan pola yang terjadi di masa lalu dan memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan.
By Adhie
