MAJENE, NUANSAINFO.COM — Hearing membahas kematian pasien RSUD di DPRD Majene, sempat diwarnai kericuhan, Selasa (28/1/2020) kemarin.
Awal pembahasan berlangsung alot hingga berujung insiden Wakil Ketua DPRD Majene, Adi Ahsan mendorong meja hingga terbanting.
Bahkan terjadi adu mulut antara Adi Ahsan dan Ketua DPRD Majene, Salmawati. Hingga akhirnya Adi Ahsan sempat melontarkan kata bodoh pada Salmawati.
Salmawati merasa keberatan atas tindakan Adi Ahsan. Apalagi sempat menyebut kata tidak pantas.
Menanggapi hal itu, Adi Ahsan mengatakan, hearing tersebut awalnya berlangsung aman. Politisi Golkar ini yang memimpin rapat dengan menghadirkan Direktur RSUD dan Kepala Dinas Kesehatan Majene.
Ia mengaku telah berkoordinasi sebelumnya dengan Salmawati tentang rencana pelaksanaan rapat yang membahas kasus meninggalnya remaja asal Kelurahan Mosso, Almaidah (15). Diduga pelayanan kesehatan yang lamban sehingga nyawa Almaidah tak tertolong. Salmawati pun telah mempersilahkan untuk melaksanakan rapat tersebut.
“Hasil koordinasi itu, Ketua (Salmawati) menyampaikan kepada saya silahkan dilaksanakan, atur bagaimana bagusnya,” terang Adi Ahsan, Rabu (29/1/2020).
Rapat pun dipimpin oleh Adi Ahsan. Namun pertengahan jalannnya pembahasan, mendadak Salmawati datang ke ruang sidang.
Saat itu Adi Ahsan tengah memberikan pengarahan agar pembahasan difokuskan pada pelayanan kesehatan. Tanpa menyinggung penyakit pasien yang merupakan privasi.
“Karena saya hargai dia sebagai ketua, sebelum saya persilahkan undangan, saya persilahkan dia menyampaikan kata pengantar,” jelasnya.
Namun Adi Ahsan kaget, tetiba Samawati langsung mengambil alih pimpinan rapat. Bahkan mempersilahkan undangan untuk menyampaikan pendapat tentang topik pembahasan.
Lebih kagetnya lagi, lanjut Adi Ahsan, Samawati malah menyinggung penyakit yang diderita pasien. Tak sampai disitu, Salmawati juga meminta wartawan dikeluarkan dari ruangan sidang.
“Saya bilang bukan itu yang kita mau bicarakan, disitulah awal mulanya terjadi keributan,” ujarnya.
Adi Ahsan menilai, Salmawati tak mengerti etika persidangan. Sebab langsung mengambil alih pimpinan sidang tanpa adanya penyerahan dari Adi Ahsan sebagai pimpinan sidang sejak awal pembahasan.
“Pertama dia tidak mengerti etika persidangan, tata laksana, Kedua, dia tiba-tiba mempersilahkan undangan berbicara. Apalagi menyinggung soal penyakit, itu urusannya ahli, kita ini bahas pada pengawasan pelayanannya,” katanya.
Rapat pun berlangsung alot. Hingga terjadi perdebatan antara Adi Ahsan dan Ketua Komisi III, Muh Safaat. Sebab Safaat mengusulkan rapat tertutup yang diamini Salmawati. Sedangkan Adi Ahsan bertegas agar rapat berlangsung terbuka lantaran bukan pembahasan privasi penyakit pasien.
Buntutnya, Adi Ahsan geram dan mendorong meja hingga terbanting. Bahkan terjadi adu mulut dengan Ketua DPRD, Salmawati.
“Jadi terlontarnya bodoh itu, karena dia nda ngerti. Pada saat dia datang dia tidak ngerti apa sebenarnya pengantar yang kita sampaikan pada rapat itu. Kemudian tiba-tiba langsung datang, kan bodohnya disitu,” tegasnya.
“Kemudian bodohnya dimana, pada saat kita pimpin sidang, dia langsung ambil alih tanpa adanya pengalihan pimpinan sidang. Itu kan bodohnya disitu,” sambung Adi.
Terkait pembagian koordinator komisi, Adi menilai, itu sudah dibicarakan antara Ketua, Wakil Ketua I dan Adi Ahsan sebagai Wakil Ketua II.
Saat pembahasan tersebut, Wakil Ketua I M Idwar meminta jadi koordinator Komisi II dan Adi Ahsan sebagai koordinator Komisi III.
Sementara Salmawati ditawari pula untuk menjadi koordinator komisi. Bahkan Adi Ahsan dan M Idwar memberikan keleluasaan jika ingin menjadi koordinator ketiga komisi di DPRD Majene. Namun saat itu, Salmawati tak memberikan jawaban.
Meski Salmawati tak memberikan tanggapan, Adi Ahsan menilai, pembagian tugas itu harus tetap dilaksanakan. Sebab menjadi amanat dalam Pasal 33 ayat C dalam PP 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. (red)