Rujukan Terhambat, Nyawa Remaja Penderita Gizi Buruk di Somba Ini Tak Tertolong

MAJENE, NUANSAINFO.COM — Duka mendalam menyelimuti keluarga Almaidah (15), warga Somba Tenggara, Kelurahan Mosso Kecamatan Sendana, Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Remaja ini menderita penyakit kronik, tuberkulosis hingga gizi buruk. Penyakit yang menggerogoti tubuhnya itu, membuat Almaidah harus dilarikan ke Puskesmas.

Pengobatan dilanjutkan hingga ke RSUD Majene. Namun Almaidah tak mampu bertahan. Ia pun menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Majene, 25 Januari.

Namun terdapat kisah miris mengiringi meninggalnya Almaidah. Ia sempat tak tertangani tim medis. Hingga tertahan di Puskesmas beberapa hari lantaran proses rujukan yang menyulitkan.

Hal itu diungkapkan kerabat Almaidah, Mursalin pada wartawan Nuansainfo.com.

Mursalin membeberkan, Almaidah sebelumnya dirawat di Puskesmas Sendana I. Dua hari perawatan, Almaidah pun direkomendasikan untuk dirujuk ke RSUD Majene.

Sayangnya, proses rujukan tak berjalan mulus. Berdasarkan informasi dari sistem rujukan, ruang perawatan di RSUD Majene penuh. Sehingga tak mampu menampung Almaidah.

“Karena full rumah sakit,” jelas Mursalin, Minggu (26/1/2020).

Kerabat korban lalu berencana merujuk Almaidah ke RSUD Polewali Mandar (Polman). Namun tak ada respon apapun saat petugas Puskesmas mencoba konfirmasi melalui sistem rujukan online ke RSUD Polman.

“Sampai saya menunggu di Puskesmas jam 12 malam, tidak ada jawaban. Saya telepon rumah sakit, belum ada juga jawaban dari Polewali,” terangnya.

Hari berikutnya, Mursalin kembali mencoba konfirmasi ke RSUD Majene. Sebab petugas Puskesmas ikut mendesak agar Almaidah segera dirujuk.

Lagi-lagi, hanya kekecewaan yang didapatkan kerabat Almaidah. Mursalin juga telah mencoba menghubungi Direktur RSUD Majene. Namun tak ada respon apapun.

“Telepon saya dirijek. Saya WA itu cuma dibaca, tidak ada jawaban sama sekali. Padahal saya mau minta kebijakannya. Walaupun di Sisruk (Sistem rujukan) ini full, barangkali ada kebijakan,” katanya.

Hampir putus asa, Mursalin lalu mencoba menyampaikan kondisi tersebut pada Wakil Ketua DPRD Majene, Adi Ahsan. Ia meminta agar dibantu komunikasikan pada Direktur RSUD.

Langkah itu baru membuahkan hasil. Almaidah pun akhirnya dirujuk. Namun tak sampai sehari semalam dirawat. Keesokan harinya, Almaidah sudah menghembuskan nafas terakhir di RSUD Majene.

Kerabat menilai, nyawa Almaidah tak tertolong lantaran penanganan yang lamban. Terutama sistem rujukan ke RSUD Majene yang menyulitkan.

Kondisi ini menyisakan kekecewaan mendalam bagi kerabat Almaidah. Namun apa hendak dikata, nyawa remaja itu tak dapat lagi terselamatkan. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *