Mamuju, nuansa.info – Robert Steven S.H selaku Kuasa Hukum MABOKA dan Hasbi selaku orang tua dalam komunitas pelestarian budaya MaBoKa Merasa prihatin atas Penyalahgunaan Tari Sayo, Tarian Sakral dari daerah Kalumpang yang di jadikan alat Politik, hal ini di sampaikannya Robert Steven S.H melalui WhatsApp 24/10/2024
Menurut nya , Tarian Sayo jarang kita lihat, karena memang jarang di lakukan dan hanya di lakukan bila ada korban Kerbau atau di lakukan pada acara-acara tertentu.
Robert juga berbicara sejarah berdasarkan informasi para leluhur Maboka. bahwa “Tari Sayo” di lakukan untuk menyambut ksatria yang kembali dari Medan perang yang memenangkan peperangan
“Dulu tari Sayo di pakai untuk perang atau menyambut kesatria Karena peperangan antar kampung sudah tidak ada lagi, maka Tari Sayo di gunakan pada acara acara tertentu seperti Syukuran besar besaran ( MA,BUA) penyambutan Pejabat, Pesta Pernikahan, Penghormatan untuk melepas kepergian orang yang di hormati/di cintai.”
Robert yang juga ketua MABoKA menyayangkan kehadiran Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju nomor urut 1, Dr. H. Sitti Sutinah Suhardi dan Yuki Permana (TINA-YUKI), bersama calon Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) nomor urut 3, Dr. H. Suhardi Duka (SDK) yang datang di MaBoKa (Mandar, Bonehau, Kalumpang ) Disambut dengan Tarian sayo
“Siapapun yang datang di kampung dalam Kapasitasnya sebagai calon Bupati Mamuju calon gubernur, untuk berkampanye, bukan sebagai Pejabat pemerintah baik itu Bupati maupun Gubernur, cukup Kita sambut beliau dengan suka cita dengan ramah, tetapi tidak boleh di sambut dengan Tarian Sayo, karena beliau sama dengan tamu lain yang datang ke kampung kita.”
Lanjut”Sebagai penghormatan kita kepada tamu yang kita anggap perlu di sambut.Cukuplah, kita kalungkan Selendang Sekomandi” ucap Robert
Masih Robert “Ini sangat miris melihat kejadian beberapa waktu lalu, Justru, pengangkatan Tobara, sebagai kepala Adat, Atau Kepala Desa tidak disambut Tarian Sayo, justru Pengangkatan Tobara dan Kepala Desa wajar di sambut dengan Tarian Sayo.”
Robert berharap Tari Sayo di tempat pada tempatnya dan berharap kepada Tetua tetua Adat, tokoh tokoh adat lebih selektif dalam menggelar Tarian Sayo.
” Saya tidak benarkan Tarian Sayo di Sawer langsung kepada Penari Sayo yang sedang Sumayo, Saya sangat menghormati dan apresiasi, kepada panitia, saat pesta pernikahan seorang anak Tobara, di Batuisi, Desa Karataun, yang mengumumkan, untuk tidak Sawer kepada Tosumayo, Semoga, Tari Sayo tetap lestari dengan segala kesakralannya“.
By Adhie