Pembina KNTI DPD Mamuju Menyampaikan Penelitian Pemetaan Persoalan Nelayan Kecil

Mamuju nuansa.info -Rahman Karca Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) DPD Mamuju menyampaikan laporan penelitian bertajuk “Pemetaan Kerentanan Sosial-Ekonomi Nelayan kecil terkait dampak perubahan Iklim, akses terhadap energi bahan bakar minyak (BBM) dan akses wilayah tangkap” hal ini di sampaikan melalui WhatsApp Mamuju 31/10/2024

Penelitian ini mencakup pemetaan persoalan nelayan kecil yang ada di Sulawesi Barat terutama di kabupaten Mamuju dengan upaya sinergis antara pemerintah daerah kabupaten Mamuju, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Mengenali sumber-sumber kerentanan sosial ekonomi nelayan.

Rahman menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang bersumber dari survei yang di laksanakan Pihak KNTI DPD Mamuju dan diskusi kelompok terarah dari 4 Kecamatan Di kabupaten Mamuju Yaitu Tapalang, Tapalang Barat, Simboro dan Kecamatan Mamuju

Hasil survey dan wawancara dari 4 kecamatan yang ada di Mamuju menunjukkan sebagian besar nelayan kecil rentan terhadap tiga sumber ancaman, yaitu perubahan iklim (54%), kerentanan wilayah tangkap (60%) dan kerentanan akses BBM (77%). Bahkan, sebagian besar nelayan berada pada tingkat kerentanan yang parah. Hal ini disebabkan karena mereka menghadapi lebih dari satu sumber kerentanan atau yang disebut dengan kerentanan majemuk (multiple vulnerability)”

Rahman juga mengungkapkan sumber kerentanan terbesar berasal dari gangguan akses BBM, gangguan wilayah tangkap dan perubahan iklim dan beberapa Persoalan lainnya

Secara berurutan, wilayah yang kerentanannya cukup tinggi, Nelayan yang rentan umumnya berpendidikan rendah, tidak punya sarana penangkapan (kapal), tidak memiliki pengetahuan zonasi, tidak mendapatkan informasi iklim, nelayan sebagai pekerjaan tunggal, berasal dari keluarga kurang mampu, tidak memiliki asuransi kesehatan, Asuransi Jiwa dan Masih belum paham fungsi Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA)”

Lanjut “Rekomendasi Hasil survey dan Wawancara ini adalah perlunya upaya sinergis dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan dan kebijakan untuk memperkuat dan meningkatkan ketahanan nelayan Tradisonal dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, gangguan wilayah tangkap dan akses BBM.

Masi Rahman “Hal itu akan terpenuhi jika risiko bencana/gangguan dan sensitivitas turun, serta memperkuat dan meningkatkan kemampuan nelayan untuk beradaptasi dengan sederet persoalan yang mereka hadapi setiap saat.” Tutupnya

By Adhie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *