MAJENE, NUANSAINFO.COM — Sepekan lalu, kebakaran hebat melanda kompleks Pasar Pamboang di Desa Tinambung, Kecamatan Pamboang, Majene, Sulbar.
Kebakaran hebat itu menghanguskan enam unit rumah penduduk. Serta sejumlah kios mengalami rusak.
Kobaran api sulit dipadamkan, apalagi hanya satu unit pemadam kebakaran (damkar) yang digunakan. Adapula mobil damkar yang dikerahkan dari kabupaten tetangga, Polewali Mandar (Polman).
Peristiwa pilu ini membuat masyarakat kembali mendesak pengadaan mobil damkar. Tuntutan serupa sebenarnya telah disuarakan sejak beberapa tahun silam.
Bahkan mahasiswa berulangkali turun ke jalan untuk menyuarakan hal yang sama. Namun hingga kini nampaknya belum mendapat respon.
Ditengah kegentingan pengadaan mobil damkar, ternyata Pemkab Majene malah membeli bus untuk operasional pemerintah.
Hal itu dibenarkan Kabag Organisasi, Setda Majene, Muh Afiat Mulwan. Kata dia, pada APBD 2019 terdapat tiga pengadaan bus. Dua diantaranya untuk bus sekolah dan satu lainnya diperuntukkan sebagai mobil operasional Pemkab Majene.
“Dua bus sekolah, satu mobil operasional Pemkab di 2019,” beber Afiat, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan, bus operasional akan digunakan untuk kegiatan ke luar daerah. Seperti mobilisasi menuju acara festival Maraqdika di Mamuju belum lama ini.
Selain itu, mobil operasional juga digunakan menjemput tamu pemerintah yang akan berkunjung ke daerah ini nantinya.
Beberapa tahun silam, Pemkab Majene menggembar-gemborkan akan mendapatkan mobil damkar hibah Jepang. Namun hingga kini pun tak diketahui kabarnya.
Muh Afiat membeberkan, keterlambatan hibah Jepang lantaran proses administrasi pengiriman yang sulit. Pengurusan di beacukai, kedutaan besar dan kementerian luar negeri juga dinilai terlalu panjang.
“Setelah dua tahun diurus, sudah tiba mi di Makassar. Nah ini kita tunggu urusan administrasi persuratannya agar bisa diambil. Jadi bantuan hibah Jepang satu damkar satu ambulance itu sudah tiba di rujab Gubernur Sulsel,” katanya. (red)
