Ini persiapan Dinas Kesehatan Pasangkayu Menuju Bebas Malaria

Pasangkayu, nuansainfo.com- Kabupaten Pasangkayu merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat sampai saat ini belum mendapatkan sertifikat eliminasi malaria. Olehnya itu, Untuk menyiapkan kabupaten Pasangkayu menuju sertifikasi eliminasi malaria, Fakultas Kedokteran UNHAS, UNICEF dan Dinkes Kesehatan Provinsi Sulbar melakukan pendampingan persiapan sertifikasi eliminasi malaria di Pasangkayu. Pendampingan ini dilaksanakan melalui penyelenggaran Focus Grup Discussion (FGD) dan Lokakarya dengan melibatkan Dinas Kesehatan, Puskesmas se-Kabupaten PasangKayu, lintas sektor terkait dan juga masyarakat.

Kegiatan FGD eliminasi malaria telah dilakukan di Desa Wulai, Kecamata Bambalamotu dan Desa Pakawa, Kecamatan Pasangkayu tanggal 25-26 Februari, Kedua desa ini dipilih karena pada tahun 2017 ditemukan kasus terakhir penularan setempat di Kabupaten Pasangkayu. Walaupun dalam dua tahun terakhir tak lagi ditemukan adanya kasus malaria setempat di kedua desa ini, namun kewaspadaan terhadap malaria perlu ditingkatkan karena migrasi masyarakat di Desa yang berbatasan dengan kabupaten Sulawesi Tengah ini cukup tinggi. Migrasi yang tinggi ini terutama berasal dari komunitas suku Da’a yang beberapa di antaranya masih mempunyai kultur nomaden serta mempunyai hubungan kesukuan yang sangat dekat dengan suku Da’a yang berdiam di wilayah Sulawesi tengah.

Dalam kegiatan FGD yang dihadiri perangkat desa, para kepala dusun, bidan desa, tokoh agama, Babinsa dan Puskesmas disepakati untuk bersama-sama menncegah kejadian penularan lokal dengan memaksimalkan surveilans malaria migrasi berbasis masyarakat. Hal ini berarti masyarakat terlibat aktif dalam melaporkan dan mengedukasi pendatang dari daerah endemik atau pelintas batas untuk mau memeriksakan diri pada patugas kesehatan. Diagnosis, pemeriksaan dan pengobatan yang cepat diharapkan bisa memutus penularan lokal, apalagi dari hasil penelitian Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, nyamuk anopheles sebagai vektor malaria masih banyak ditemukan di kabupaten Pasangkayu.

Secara umum kejadian malaria di kabupaten Pasangkayu sudah sangat jauh menurun dibandingkan tahun 90 atau awal tahun 2000-an dimana saat itu masih bisa ditemukan ribuan kasus malaria. Intervensi intensif dari Dinas Kesehatan dengan pendampingan UNICEF telah dengan drastis menurunkan kasus malaria hingga tidak lagi ditemukan kasus malaria lokal. Kasus malaria lokal terakhir ditemukan tahun 2017 yang lalu. Pada tahun 2018 tinggal 8 kasus malaria, dan 5 kasus pada awal tahun 2020 ini ditemukan di kabupaten Pasangkayu. Semua kasus tersebut semuanya adalah kasus impor yang dibawa pendatang, terutama dari Papua dan Kalimantan Timur.

Untuk menindaklanjuti kegiatan FGD yang telah dilakukan, maka hari ini Kamis 28/02/20 dilakukan pertemuan lintas sektoral di Hotel Trisakti Pasangkayu dengan menghadirkan kelompok kerja eliminasi Malaria kabupaten Pasangkayu yang terdiri dari unsur pemerintah kecamatan, kepala Puskesmas dan OPD terkait seperti Dinas PU, PMD, Kominfo, Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan serta klinik-klinik perkebunan se-kabupaten Pasangkayu.

Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk menguatkan kordinasi dan kerja lintas sektoral untuk menyukseskan kabupaten Pasangkayu Eliminasi Malaria 2020. Beberapa hal yang akan ditindaklanjuti yakni adanya regulasi terkait dengan surveilans migrasi di tingkat kecamatan hingga ke tingkat desa.

Kedua menguatkan surveilans malaria 1-2-5, dimana setelah ditemukan kasus malaria, hari kedua sudah harus dilakukan penyelidikan epidemiologi dan hari ke-5 sudah harus dilakukan tindakan. Hal ini juga telah disepakati oleh klinik-klinik perkebunan sawit termasuk kerjasama terkait laporan ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pasangkayu, Amalia Anwar, SKM, M.Kes dalam kegiatan lokakarya tersebut menyampaikan kegembiraannya terhadap antuasiasme semua sektor di Kabupaten Pasangkayu untuk mengeliminasi malaria dari wilayah mereka.

“Dengan upaya lintas sektor ini, kami optimis bahwa kabupaten PasangKayu bisa bebas Malaria pada tahun 2020. Dan tentunya ini sebuah pencapaian besar untuk mendukung Provinsi Sulawesi barat bebas Malaria di Indonesia” tuturnya.

“Tahapan sertifikasi eliminasi malaria di kabupaten Pasangkayu akan dimulai dengan penilaian awal yang akan dilakukan oleh Dinas Kesehetan Provinsi sekitar bulan April 2020 untuk selanjutnya diajukan ke Kemenkes jika memenuhi syarat pada September 2020. Besar harapan kita bersama bahwa kabupaten Pasang kayu berhasil mendapatkan sertifikasi eliminasi malaria tahun ini, ” terang Amalia.(Aso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *