Mamuju,nuansa.info-Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November juga diperingati Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mamuju dengan berziarah ke salah satu makam pahlawan di Tambi, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. Walaupun diguyur hujan yang deras, 9/10/2023.
Makam tersebut merupakan makam dari salah seorang Raja Mamuju Lebopang atau Maradika yang bergelar Pue Tonileo yang memerintah di Kerajaan Mamuju pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1700-1709.
Ketua GMNI adam jauri menjelaskan “Raja (dalam bahasa lokal Maradika) Pue Tonileo memiliki pengaruh cukup besar dalam pembangunan peradaban yang ada di Mamuju”
Ziarah ini dilakukan untuk mengenalkan kepada kader nilai-nilai juang para tokoh lokal. Selain itu, GMNI Mamuju juga mendorong publik untuk melestarikan budaya lokal.
Sebagai kaum terpelajar yang ber pondasi pada pemikiran nasionalis, GMNI harus mengetahui dan menjaga nilai-nilai budaya lokal.
Kader GMNI cabang Mamuju harus melakukan penghormatan bagi jasa para pahlawan baik nasional maupun lokal. Tujuan lainnya, setelah kader GMNI berziarah adalah mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat agar menghormati serta melanjutkan visi dan semangat juang para pahlawan, khususnya pahlawan yang ada di Mamuju
Adam jauri juga prihatin hal tersebut disampaikan melalui WhatsApp ia menyampaikan “Kondisi makam memprihatinkan dan jarang terpublis ke publik. Padahal, makam itu memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat adat Mamuju”
Melihat kondisi itu, Ketua GMNI Mamuju Adam jauri berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan agar peninggalan sejarah itu tak hilang dan rusak.
Dari ziarah makam pahlawan yang dilakukan di Tambi, GMNI Mamuju menyerukan agar pemerintah memerhatikan persoalan sejarah dan budaya ketika merencanakan pembangunan, mengingat di wilayah perkampungan Tambi dan Kampung Baru akan dibangun jalan nasional ‘Arteri Ring Road’ yang menuai pro-kontra di ruang publik.