MAJENE, NUANSAINFO.COM — Bisnis berkedok edukasi masuk ke institusi pendidikan di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Bisnis itu berupa penayangan film edukasi empat dimensi (4D). Digagas oleh Nusantara Entertainment yang berkantor di Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman).
Nusantara Entertainment mengunjungi seluruh Sekolah Dasar (SD) di Kota Pusat Layanan Pendidikan Sulbar ini untuk pemutaran film tersebut.
Para murid diwajibkan membayar Rp20 ribu untuk bisa ikut menonton. Penayangannya berlangsung pada hari sekolah.
Seperti yang didapati di SDN 2 Apoang, Desa Bukit Samang, Kecamatan Sendana, Selasa pagi (11/2/2020) pukul 9.36 WITA. Nusantara Entertainment mengunjungi sekolah ini untuk pemutaran film tersebut.
Pantauan Nuansainfo.com, puluhan murid berkerumun di depan salah satu ruang kelas. Ruangan kelas lainnya kosong, padahal masih jam pelajaran.
Mereka berdesak-desakan di depan pintu sambil mengintip dari lobang kunci. Murid lainnya berdiri di atas kursi sambil berjinjit dan mengintip melalui kaca jendela.
Sementara seorang guru terlihat berada di tengah kerumunan sambil menenangkan muridnya yang berdesakan.
Tak berapa lama dari balik pintu keluar seorang pria berkemeja biru bertuliskan Nusantara Entertainment. Ia mencoba meminta murid agar tidak berkerumun di depan pintu.
Pria berkemeja biru itu mengaku sebagai bagian dari Nusantara Entertainment. Namanya, Hasman.
Hasman menyampaikan pemutaran film tersebut merupakan bentuk edukasi bagi murid SD. Mereka dikenalkan film 4D dan juga konten film tentang lingkungan dan hewan purbakala.
“Ini memberikan pengetahuan pada anak tentang film empat dimensinya. Juga pembelajaran film dinosaurus, purbakala, kerusakan hutan dan kerusakan lingkungan bawah laut pak,” jelas Hasman, Selasa (11/2/2020).
Nusantara Entertainment terbagi dua tim untuk penayangan film. Mereka menyebar ke seluruh SD di Majene.
“Sudah kita masuki semua sekolah pak di Kota Majene,” katanya.
Kata Hasman, pungutan Rp20 ribu itu sebagai kontribusi agar dapat menonton. Murid yang tak membayar tidak dibiarkan menonton film tersebut.
“Tapi ini tidak ada unsur paksaan,” ucapnya.
Untuk masuk ke sekolah-sekolah, Nusantara Entertainment meminta rekomendasi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Majene. Hasman pun menunjukkan surat rekomendasi yang ditandatangani Kepala Disdikpora, Iskandar tertanggal 14 Januari.
Guru SDN 2 Apoang, Adil tak mengetahui pasti pelaksanaan pemutaran film tersebut. Menurutnya, itu diputar atas persetujuan kepala sekolah.
Kata Adil, pemutaran film itu bukan program pembelajaran di sekolah. Tapi pihak luar yang masuk menawarkan diri. Hal itu diamini guru lainnya.
Terpisah, Kepala Disdikpora Majene, Iskandar membenarkan pemberian rekomendasi pemutaran film edukasi 4D tersebut.
Namun Iskandar kaget jika diberlakukan pungutan. Menurutnya, pihak Nusantara Entertainment tak memberitahukan terkait pungutan tersebut.
“Kalau rekomendasi itu cuma untuk memutar film, tidak ada pungutan biaya. Tidak ada disitu (Dalam Rekomendasi), yang direkomendasikan itu untuk memutar saja,” terang Iskandar, Rabu (12/2/2020).
Ia pun menyayangkan, Nusantara Entertainment tak menyampaikan sebelumnya jika dikenakan pungutan pada murid.
“Kan dia cuma minta izin pemutaran itu, kalau sepanjang edukasi silahkan. Tapi tidak disampaikan kalau ada pungutan. Kalau dia pungut, saya akan larang supaya distop. Nanti saya suruh stop,” tegasnya.
Sementara itu, sejumlah orangtua murid mengeluhkan pemutaran film 4D yang dipungut biaya tersebut.
Anak mereka merengek dan menangis minta uang. Bahkan beberapa diantaranya tak masuk sekolah lantaran tidak punya uang untuk nonton film. (red)